Senin, 20 Juni 2011

Surat Cinta Noura untuk Fahri [hanya beberapa potongon saja, yg menurutku ini begitu bermakna] Monday, January 04, 2010 2:06 PM

oleh Dumera Ulmona Nurul Hasanah pada 05 Januari 2010 jam 7:03
Kepada
Fahri bin abdillah seorang mahasiswa dari indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebiihi embun pagi. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.

Wahai orang yang lembut hatinya
Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapakan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada dihadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terimakasihku padamu yang tiada taranya.

[cutting]

Wahai orang yang lembut hatinya

Sebenarnya aku tiada pantas sedikitpun menuliskan ini semua. Tapi, rasa hormat dan cintaku padamu yang tiap detik semakin membesar di dalam dada terus memaksanya dan aku tiada mampu menahannya. Aku sebenarnya tiada pantas mencintaimu,tapi apa yang bisa dibuat oleh makhluk dhaif seperti diriku.

Wahai orang yang lembut hatinya
Anggaplah saat ini aku sedang mencium kedua telapak kakimu dengan airmata haruku. Kalau kau berkenan dan tuhan mengizinkan aku ingin menjadi abdi dan budakmu dengan penuh rasa cinta. Menjadi abdi dan budak bagi orang saleh yang takut kepada allah tiada jauhberbeda rasanya dengan menjadi putri di istana raja. Orang slaeh selalu meamnusiakan manusia dan tidak akan pernah menzaliminya. Saat ini aku masih dirundung kecemasan dan ketakutan jika ayahku mencariku dan akhirnya menemukanku. Aku takut dijadikan santapan serigala.

Wahai orang yang lembut hatinya
Dalam hatiku. Keinginanku sekarang ini adalah aku ingin halal bagimu. Islam memang menghapus perbudakan, tapi demi rasa cintaku padamu yang tiada terkira dalamnya terhnjam di dada aku ingin menjadi budakmu. Budak yang halal bagimu, yang bisa kau seka air matanya, kau belai rambutnya dan kau kecup keningnya. Aku tiada berani berharap lebih dari itu. Sangat tidak pantas bagi gadis miskin yang nista seperti diriku berharap menjadi istrimu. Aku merasa dengan itu aku menemukan hidup baru yang jauh dari cambukan, makian kecemasan ketakutan dan kehinaan.

[cutting]

Wahai orang yang lembut hatinya

Apkah aku salah menulis ini semua? Segala yang saat ini menderu dalam dada dan jiwa. Sudah lama aku selalu menanggung nestapa. Hatiku selalu kelam oleh penderitaan. Aku merasa kau datang dengan seberkas cahaya kasih sayang. Belum pernah aku merasakan rasa cinta pada seseorang sekuat rasa cintaku pada dirimu. Aku tidak ingin mengganggu dirimu dengan kenistaan kata-kataku yang tertoreh dalam lembaran kertas ini. Jika ada ynag bernuansa dosa semoga Allah mengampuninya.

Aku sudah siapa seandainya aku harus terbakar oleh panasnya api cinta yang pernah membakar laila dan majnun. Biarlah aku jadi laila yang mati karena kobaran cintanya namun aku tidak berharap kau jadi majnun. Kau orang baik, orang baik selalu disertai Allah.

Doakan Allah mengampuni diriku . Maafkan atas kelancanganku.

Wassalamu'alaikum

Yang dirundung nestapa

Noura

[ novel, Ayat-ayat cinta karangan Habiburahman el shirazy. Bab : sepucuk surat cinta hal.165-168]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar