Minggu, 18 Oktober 2015

Surat untuk ayah

Ayh.. Saya rindu denganmu ayah. Rindu berada diatas pangkuanmu sembari ayah memlukku erat. Aku rindu pada moment itu hingga ayahpun terkadang mengeluh kelelahan menopang berat tubuhku, tp aku slalu mau duduk di atas pangkuanmu.

Ayah, tumbuh menjadi dewasa itu memberatkan. Rasanay aku tak ingin menjadi dewasa. Rasanya aku hanya ingin menjadi anak kecilmu yang manja, berambut panjang. Yang kadang , ayah akan menegurku ketika rambutku mulai berantakan. Dan dengan segera ayah akan mengambil sisir untuk merapikan rambutku. 
Ayah, bisakah kita kembali pada beberapa tahun silam.. Atau paling tidak kita mengulangnya saat ini. Iya ayah , saat ini.. Bukan nanti atau besok.. 
Rasanya begitu nyaman duduk bersamamu.. Terlalu banyak perasaan bercampur aduk yang tak perlu diungkapkan namun sepertinya Ayah mengerti...

Ayah, kekuatan macam apa yang ada pada tanganmu.?? Disetiap ayah memebelaiku manja rasanya begitu tentram, disetiap ayah mengelus pundakku rasanya menenangkan jiwa..
Ayah aku ingon menjadi anak kecilmu saja, dan ayah tetap tampan tak beruban.. Ayah tetap gagah perkasa bekerja, ayah yang tak kenal lelah seprti dulu , .

Aki sayang padamu ayah.. Terlalu sayang padamu..

Selasa, 13 Oktober 2015

H4ppy 4nnivers4ry (part :1)



Empat tahun kita menjalani hubungan ini.. diawali dari hubungan yang kita sebut “pacaran”. Tak sampai 1 tahun 6 bulan Kamu menghalalkan hubungan kita dengan pernikahan. Masih terlalu muda, masih terlalu dini dan masih sedikit pengalaman kita mengarungi petualangan ini. Tapi, rasanya sudah begitu banyak badai yang coba kita lalui bersama. Entah bersama dalam jarak yang dekat ataukah jarak yang jauh. Namun rindu yang ada ketika kita jauh membuatnya terasa dekat. Mungkin kita memang butuh jarak agar tau rasa rindu kebersamaan. Mungkin memang kita perlu berselisih paham untuk jadi pribadi yang lebih dewasa satu sama lain. Sejak pertama mengenalmu hingga kini.. tak ada yang berubah dari rasaku untukmu, tak ada yang berubah dari caraku memperhatikanmu. Sama sekali tak ada, sekalipun ada rasa yang berubah itu dia perasaan sayang yang terus bertambah ataukah sedikit menurun seperti iman ku yang kadang naik , kadang pula menurun.
Tapi, tahukah kamu di setiap waktu yang kita lewati bersama.. entah ada terbersit kejengkelan ataukah rasa cinta yang terumpah tumpah.. aku slalu bersyukjur pada Allah SWT, atas kebaikan hatimu , atas niat baikmu yang slalu berusaha untuk jadi pribadi yang lebih baik.. ku sandarkan sluruh hidupku padamu. Kupertaruhkan usia muda ku untuk mendampingimu. Mencintaimu, mengasihi mu dan juga mengabdi padamu. Pada dirimu sebagai imam rumah tangga ku.

before inrelationship
Masih terekam jelas pada memori film di keapala ku, siang itu kau mengutarakan perasaanmu melalui saluran telpon, entah kala itu menurutku kau serius ataukah bercanda. Hingga percakapan tersebut kini jadi bahan candaan untuk kita berdua. Kau mempertanyakan keseriusanku, padahal itu pula yang terpatri di hatiku. Bagiamana bisa orang ini mengungkapkan perasaannya melalui telpon, padahal saat itu ia sedang berkendara. Kau bertanya “serius ki?”  -red: kamu serius?- lalu ku jawab.. “ya.. klo seriuski , seriuska juga tapi klo bercanda jki bercanda jka juga” –red : ya, klo kamu serius, akupun serius. Tp klo kamu bercanda aku juga bercanda- ucapku jujur dengan persaaan yang tak bisa dijelaskan. Jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya, darah yang mengalir begitu deras, dan telapak tanganku sudah terlalu basah menggenggam handphone. Dan kamu mencoba mengakhiri pembicaraan tentang hati siang itu tepat saat adzan dzuhur berkumandang, dengan permintaan aku harus mengirimu sebuah SMS apapun isinya untuk memastikan kalau kita mencoba mengawali ini semua srius. Telpon di tutup dan kamu berhasil menggetarkan seluruh tubuhku, mendebarkan jantungku lebih cepat. Isi kepalaku sepertinya terblock, tak bisa berpikir jernih. Dan aku harus mengirimmu sebuah pesan singkat. Tuhaan, kata kata apa yang harus ku tulis. Oh ya.. aku harus “menjawab panggilanMu” dulu ya tuhan, lalu akan ku temukan jawabannya.
Setelah menyelesaikan 4 rakaat itu, masih di atas sejadah berbalut mukenah ku rogoh saku dan ku ketik pesan singkat yang kau minta (aku sudah lupa persisnya seperti apa, yang ku ingat aku mengetik ini) “nda tauka apa mau ku tulis,klo memang sama ki brusaha ka slalu ada untuk kita. Saat sedih ta saat susah ta.semoga kita mi orang yang tulang rusuknya ada sama saya, dan Semoga bisa ka jadi air saat kita jadi api. –red :aku tidak tau lagi harus berkata apa, kalau memang kita bersama, aku berusaha untuk slalu ada disamping kamu, saat sedihmu dan susahmu ,semoga kamu adalah orang yang tulang rusuknya ada padaku, semoga aku mampu menjadi air saat kamu jadi api- dan aku tak perlu menunggu bgtu lama balsan SMS mu yang berisi
bos ..asli kayak cinta pertamaku.ki.. saltingka..grogika.senyum2 sendirika ..pokoknya bahagia sekalika ini bos.. sy suka skali kata2ta bos.. sebaliknya sy pun begitu.. intinya qta saling melngkapi. Dan saling mengisi .. sy Cuma bisa berharap smoga Allah SWT jadikn qta sebgai pelabuhan akhirku.. ingatkan ka nah klo sy sakitiki jg klo sy kecewakanki.. krn baruka bljar jg untuk kenaliq lebih jauh..
Kusayangq bos..” pesan singkat pertama nya
Dan kita sudah sampai di detik ini. Selamat 4 tahun sayang.
       Ket : gambar atas : waktu pra-wedding dgn tema anak sekolahan
                Gambar bawah : masuk 2 tahun usia pernikahan

Aku membuat beberapa daftar pertanyaan, krna kita hari jadinya tanggal 9 bulan 10. Jadilah saya membuat 9 pertanyaan ini
Dan ttaadaaa... 90% kita kompak.. Berdasarkan persamaan jawaban ini. Dan ini juga menurut penilaian saya.
Hmm i think enought. Mungkin besok atau lusa atau nanti kalau saya punya mood untuk menulis di blog. Akan saya paparkan maksud maksud pertanyaan tersebut dan penjelasannya.