Jumat, 01 November 2019

#30DaysInThai : Sedikit Masalah di Minggu Terakhir


nama perumahan tempat kami tinggal

ini rumahnya
Tinggal menghitung hari lagi kami akan kembali ke Indonesia. Setelah hampir satu bulan tinggal di perumahan praempracha Season, rumah baru yang belum sempat di tinggali oleh teacher Kanock. Dan degan berbesar hati merelakan rumahnya ditempati oleh kami berempat. Beliau sudah seperti seorang Guru, Ayah, tour guide dan juga teman bagi kami.
Hari kedua di minggu ini saya harus melakukan praktik mengajar lagi , yang sudah pasti akan di evaluasi dari pihak universitas Valaya Alongkorn Rajabath. Topik pengajaran saya kali ini yaitu praktikum membuat awan. Dengan materi jenis jenis awan. Susah susah gampang mengumpulkan peralatan untuk praktikum kali ini.


Awalnya saya mengajak siswa menuju laboratorium sains sambil memperhatikan bentuk bentuk awan yang ada di luar kelas. Menyenangkan sekaligus menegangkan. Sepertinya bukan cuma saya saja yang tegang, tapi para guru pamong pun turut tegang dengan kehadiran para dosen dan dekan dari pihak Universitas Valaya Alongkorn Rajabath. Oiya, saya juga dibantu oleh rekan mahasiswi dari Valaya Alongkorn Rajabath yang sedang ikut Praktek Kerja Lapangan. Ada Mad, Ben dan dua orang lainnya membantu saya mengumpulkan botol botol bekas.
demo praktek membuat awan

Saya menampilkan video pembeljaran tentang jenis awan, sambil menjelaskan beberapa. Soal model pembelajaran yang saya terapkan jangan ditanya, karena saya tidak tau. Saya mengajar saja apa adanya, seperti biasa. Tanpa tau model apa yang saya aplikasikan (guru macam  apa ini?hahha, yang penting ilmu nya sampai. –pembelaan-). Lalu, saya Membagi siswa kedalam beberapa kelompok, ada tugas perkelompok yang melakukan praktek membuat awan dan tugas perorangan yang mengisi lembar kerja Siswa. Tentu materinya tentang awan. Dan nilai mengjar saya hari itu, not bad lah. Cukup baik untuk kali kedua.
***


“i have a challenge for you. If you can do it and win, you’ll get a bonad (bonus)  from dailektor (directur)” kata teacher Op pagi itu , dalam perjalanan menuju sekolah.
Ya, setiap hari memang beliau yang mengantar jemput kami ke sekolah dan rumah ataupun ke supermarket. Meski dengan bahasa Inggris yang tidak terlalu fasih dan dialeg Thailand yang sangat kental, kadang –kadang membuat kami tertawa serta menebak nebak apa yang di ucapkannya. Seperti ketika beliau mengatakan bonad. Berulang kali saya ataupun teman yang lainnya bertanya “what is bonad, teacher?” hingga ia pun harus mengetiknya kedalam translate google. Oke, thanks google. Kehadiranmu sangat sangat membantu kami.
Dan ternyata tantangan yang dimaksud adalah, bahwa mulai besok kami menuju sekolah menggunakan transportasi umum. Tidak adalagi mobil teacher opp yang akan berklakson ria di pagi buta. Kita diminta untuk menjadi mandiri di hari hari terkahir menuju pemulangan ke Indonesia. Seketika kami berempat bertatap tatapan. Bagaimana ceritanya ini. Bilangnya apa nanti ke tukang becaknya. Atau ke bapak sopir angkotnya. –anggap saja itu becak dan angkot-
Pagi pun tiba, ternyata teacher opp tetap datang meski tidak dengan sedannya yang selalu berdebu. Katanya hari itu dia mengajarkan kami bagaimana menuju ke sekolah dengan transportasi umum. Di awali dari berjalan kaki hingga pintu gerbang perumahan lalu menyberang jalan, menunggu “Songteaw” semcam mobil angkutan oplet jaman dulu. Di pagi hari Songteaw penuh dengan anak sekolah. Kami turun di terminal. Ternyata kami tidak langsung sampai ke sekolah. Mesti lanjut menaiki “Samleaw”, angkutan umum yang persis seperti bentor (beca-motor). Kami diajari memilih Songteaw berwarna merah dan putih sebagai tanda, bahwa rute nya menuju terminal. dan juga diajari bagaimana menawar harga samleaw menuju sekolah.
source : Google (Songtheaw)

"Ratcha to rai, watchumpon Long lien ?" kurang lebih artinya , berapa ke sekolah Watchumpon?. Harganya harus disepakati sebesar THB 30. Untuk tarif Songtheaw sendiri itu rata THB 10 untuk semua anak sekolah. Selain dari anak sekolah bayar nya THB 15. ( currency 1 THB = Rp. 350,- Rp. 400).


***
Tibalah hari dimana kami harus berangkat sendiri kesekolah. berhubung pagi itu kami sedang tidak terburu buru, dan kami berempat tidak lagi memiliki jadwal mengajar. Jadilah, semuanya serba agak lambat dibanding biasanya. Mulai menikmati sarapan tanpa memikirkan klakson Teacher Opp. Dan kami pikir, tidak masalah kalau datang agak terlambat. Toh kemarin juga teacher opp memberikan jadwal paling lambat ada di sekolah pukul 08.30 pagi. 
kami meninggalkan rumah pukul 07.15, yang biasanya kami keluar rumah pukul 06.00. Paling lambat sampai di Sekolahan itu Pukul 06.30. jarak antara sekolah dan rumah paling lama memakan waktu 20 menit.
Namun, yang terjadi hari itu tidak semudah yang kami pikir. 30 menit berlalu kami menunggu depan perumahan, tak ada Songtheaw yang lewat. sekalinya ada, cuma bisa mengangkut dua orang disamping sopir. Jadilah saya mendahulukan Inya dan Ria. Saya dan Tiara menunggu lagi. jangan pikir tempat kami menunggu ramaii dengan kendaraan yang lalu lalang. Tidak. Meskipun kami menunggu di Jaln raya , kendaraan yang lewat itu bisa dihitung jari per 15 menitnya. 
Pukul 08.00. Inya dan Ria sudah sampai di Terminal. tapi, mereka berdua enggan untuk melanjutkan perjalanan ke sekolah tanpa saya dan Tiara. Padahal, 30 menit lagi sisa waktu kami untuk mengakhir games ini. saya berjalan sedikit menuju halte yang tak jauh dari perumahan, pikirku mungkin kendaraan umum akan berhenti disitu. Selang 5 menit, Teacher Kung menghubungi saya, dia khawatir pikirnya teacher opp tidak menjemput kami. Saya pun akhirnya menjelaskan semuanya, bahwa hari itu kami memang harus naik kendaraan umum ke sekolah. Sayangnya, tidak ada satupun kendaraan umum yang lewat. Kami sudah menunggu satu jam. Matahari pun cukup terik membakar wajah pagi itu. Akhirnya, Teacher Kung berinisiatif untuk menjemput kami di Halte tempat saya dan tiara menunggu. Sambil menunggu, Teacher Opp menghubungi saya. mencoba mengkonfirmasi kenapa kami tidak juga sampai di sekolah. Saya menyampaikan segala kendala kami pagi itu. dan juga tentang Ria dan Inya yang sudah menunggu di Terminal. Tak lupa, sayapun memberitahukan bahwa Teacher Kung akan segara sampai menjemput kami. Mendengar hal itu, sontak membuat Teacher Opp sedikit emosi, katanya kenapa harus menghubungi Teacher Kung untuk sampai ke Sekolah? Padahal kan, Teacher Kung Sendiri yang menghubungi kami. bukan kami yang seolah olah mengadu.
Tak lama sejak teacher opp mengomel di telpon, beliaupun menjemput kami. bersamaan dengan Teacher Kung, Mobil Teacher Op memutar didepan halte. saya dan Tiara saling menunjuk akan memlilih ikut sama siapa. Akhirnya, Tiara ikut bersama teacher Kung dan Saya ikut bersama Teacher Opp. itu karena saya memang perlu berbicara dengan Teacher Opp tentang kesalahapahamannya.
Ok, Teacher Opp mempermasalahkan kenapa harus memanngil Teacher Kung. Kenapa tidak berusaha sendiri?
Ya Allah, saya menjelaskan secara rinci tentang segala kenapa yang dipertanyakan teacher Opp, tapi tetap saja dimata teacher opp pagi itu kami salah. karena menurut teacher opp, pertama kami keluar rumah terlalu lama. sedangkan Seamlew itu hanya ada di jam berangkat sekolah. lewat dari jam 07.00 maka kendaraan itu susah lagi ditemui. kedua, menurut Teacher Opp kenapa kami tidak berusaha dengan menggunakan ojek. (hello... mana kita tau, kalo kita boleh naik ojek. lagian juga ojeknyaaa mana? sejam lebih berdiri kita tidak tau yang mana tukang ojek yang mana warga biasa. bicara pun nda nyambung. kemarin waktu training, kita hanya di ajarkan naik Songteaw dengan Seamlew.)
setelah sampai di sekolah, saya tidak melihat Mobil Teacher Kung terparkir. tidak ada pula tanda tanda Inya, Ria dan Tiara. setelah menghubungi mereka via telepon, ternyata mereka bertiga singgah ke tempat sarapan dong. Sementara itu, Teacher Opp masih saja menggerutu kesal.
"ini bukan kemauan kami, ini permintaan dari Universitas kalian. kalian harus tau juga bagaimana bersosialisasi dengan masyarakat disini. Kamu itu kan Calon Guru, Bukan anak anak lagi yang merengek, ketika tidak menemukan jalan keluar" omelan tecaher Opp masih berlanjut setelah turun dari mobil. Tepat di depan ruang guru dia memarahiku, sesekali saya mencoba menjelaskan bahwa saya paham yang dia maksud tapi kami sama sekali bingung, karena fokus kami kendaraan yang bisa digunakan hanya Songteaw dan somlew tadi.
Disisi lain saya membenarkan dalam hati apa yang dikatakan Teacher Opp bahwa kami ke sini seharusnya bisa bersosialisasi dengan baik. Tapi, amarahnya pagi itu membuat saya merasa dipermalukan. Hiks. (rasanya seperti bertengkar dengan pacar gaes, yang lagi nuduh selingkuh padahal buktinya kurang valid. Poinnya pada kesalahpahaman yang terjadi).
Sambil menunggu teman teman lain yang bersama Teacher Kung. saya menunggu di Area tempat duduk belakang ruang guru, mengamati para tukang yang sedang membuat bangunan baru untuk sekolah itu. Selang beberapa menit, Teacher Kung menghampiri saya "it's Ok" katanya. "Don't be cry, everything will be alright" lanjut Teacher Kung. hahha, dia mengira saya sedang menangis, padahal tidak sama sekali kawan kawan. saya baik baik saja. B aja, gitu
Selama ini, yang menjadi ruangan kami berempat adalah ruangan Teacher Opp. Tapi, karena hari itu mood beliau sedang tidak bagus begitupun kami. Jadinya kami berempat menempati Ruang Fitness sebagai markas untuk siang itu. Ditemani Mother yang baik hati. Oiya, mother ini merupakan bujang sekolah kalau saya tidak salah. beliau yang mengatur segala keamanan sekolah. keperluan makan siang guru dan pak Direktur. Beliau juga yang menemani kami di hari pertama tinggal di rumah Teacher Kanok, membuatkan sarapan dan pulang di pagi buta bahkan sebelum kami bangun.

Menunggu Mood yang sedang bagus, Pak directur yang tiap hari meneraktir saya ice cream lewat bersama Teacher opp. Beliau menyapa kami. dan mengatakan kami gagal sambil tertawa dan kemudian melanjutkan langkah. sepertinya hari ini beliau terlalu sibuk. sedangkan Teacher Opp, jangankan untuk tersenyum seperti biasa, menatap kami pun enggan. haahhaa, saking Jengkelnya mungkin.

Beberapa jam berlalu, Teacher Opp memanggil saya yang sedang asyik mencoba semua alat olahraga di ruang itu. "Nuro...." begitu cara beliau memanggil saya.. "deailectul will give you second change fot tomollow.. But, no failed anymore. and He ask you to accompani the student go to Education Exhibition in Bang Pa in" terang teacher Op. Oke, sepertinya ini salah satu solusi terbaik yang diberikan ke kami agar tak ada lagi kesenjangan diantara kami beremoat dan tecaher Op. Baik, siap laksanakan ! Akhirnya kami berempat menuju Pameran Pendidikan di Bang Pa in School. Tadinya kupikir, kita akan ikut naik bus bersama siswa siswi. Ternyata, pak Direktur yang mengantar 🤭.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar