Senin, 01 Februari 2016

ngawur ngidul soal nikah



Bercerita tentang nikah..
Siapa sih yang tidak ingin menikah?? Tentu ada beberapa org yang mengambil keputusan bertahan hidup tanpa pasangan. Mungkin sebagian dari mereka berpendapat hidup dengan keluarga dan teman yang ada itu sudah cukup membahagiakan, ataukah juga berpikir hidup seorang diri saja begitu sulit untuk bertahan, bagaimana jika harus menghidupi seorang pasangan dan keturunan yanjg muncul dari hasil perkawinan.
                Faktanya orang memang membuituhkan teman untuk berbagi kisah, berbagi cerita berbagi suka , berbagi duka bahkan berbagi tempat tidur.
Nabi muhammad SAW sendiri menyuruh umatnya untk menikah. Nabi SAW bersabda siapa yang tidak ingin menikah , dia bukan golongan dari umatku,tsumma Na’udzubillah.
Dan saya pun adalah salah satu umat Nabi SAW, yang menyempurnakan sebagian agamanya di usia muda. Tidak bgitu muda juga dibanding nenek saya Jaman Dahulu yang menikah di usia 14tahun. Usiaku sudah menginjak 20 tahun 20 hari. Ya, tepat di hari ke-20  di usia 20 tahun, status ku sudah berubah menjadi seorang Istri dari Pemuda tampan, Bijaksana, dari keluarga terpandang. Seorang Pegawai tetap di Instansi pemerintah Kabupaten dan soal keimanan InsyaAllah beliau adalah Pria yang sholeh (meski, saya sebagai manusia tak berhak menjudge keimanan seseorang. Hanya Allah Yang Maha Tahu) tidak mengenal rokok apalagi minuman keras. Dan semoga sepanjang hayatnya dia tidak tergoda mencoba barang haram itu. Insya Allah. Sedangkan saya, siapalah saya ini.. yang hanya perempuan biasa “belum bergelar” apalagi berpenghasilan. Meski mencari nafkah bukanlah kewajiban seorang Istri. Yang saya punya hanya lah orang tua yang hebat, Allah SWT dan juga cinta dan kasih yang tercurah penuh pada  pemuda ini.

         Begitu banyak orang ketika melihat perawakanku tak menyangka bahwa aku sudah mempunyai seorang anak berusia 1 tahun 6 bbulan. Maka, tak jarang pula ku dapati yang mempertanyakan kenapa mau menikah di usia muda. Bahkan dosen dosen ku pun banyak yang menanyakan hal tersebut padaku secara langsung. Ada banyak jawaban atas pertanyaan itu. Mungkin bis ajuga dikatakan alsannya kenapa. Tapi yang sering terlontar untuk menjawab pertanyaan tersebut ialah, bahwa saya ingin menjalani hubungan yang halal. Bukan sekedar berpacaran, yang sangat ku tau jelas , bahwa itu tak ada dalam ajaran Islam. Allah masih menitipkan rasa malu di hati saya. Maka ketika sang suami dulu menyampaikan niat baiknya,, saya tidak serta merta menjawab iya tidak pula mengatakan tidak. Aku menjalaninya seperti air yang mengalir ke penghulu sungai hingga ke tepian yang disertai petunjuk petunjuk Allah. Salah satu cara meminta petunjuk adalah Istikharah. Kuyakin kan pada hati, bahwa tak slamanya Allah SWT mengirim petunjuknya melalui mimpi. Dan petunjuk yang ku dapat. Allah begitu mempermudah sgala proses menuju hari bahagia itu.

           Alasan selanjutnya yaitu, sudah saatnya aku berhenti membebani orang tua. Aku tidak ingin lagi menjadi anak yang slalu menyusahkan orang tua. Meski tak ada orang tua yang pernah merasa terbebani terhadap anaknya. Semua dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Tapi, ya .. memposisikan diri sebagai seorang anak kedua yang mempunyai kakak dan juga adik. Yang merasa menjadi seorang adik skaligus kakak, betul betul prasaan campur aduk yang berada di ujung tanduk. Kadang harus menerima argumen “krna kamu adik jadi dahulukan kakakmu” ataukah “karena kamu kakak jadi kamu harus mengalah sama adik”. Ada perasaan jenuh. Ada perasaan kesal yang mereka semua tidak mengertia. Yang rasanya ingin membuat kaki ini melangkah sejauh mungkin. Yang membuat diri ini seperti ingin hidup dengan lingkar kehidupan baru.
         Alasan lainnya, sejak kelas 1 SMA ku pikir, menikah muda itu menyenangkan. Punya anak yang usia nya tidak terpaut jauh.
Intinya, untuk menikah muda memang betul betul harus siap Lahir batin. Siap atas “judgmental” orang-orang yang meng-underestimate karena usianya masih muda banyak orang –orang menyamakan dengan pemikiran. Harus siap mengurus sgala tetek-bengek urus-mengurus anak. Anak itu investasi masa depan. Kalo belum siap untuk punya anak, jangan sok-sok an siap untuk nikah. Menikah itu selain untuk menjadi yag halal bagi satu sama lain ya untuk punya keturunan lah. Jangan samapai Cuma mau bikinnya doang,ngurusnya gga mau. Menikah itu bersenyawa bukan bersetubuh, Menikah itu mencari teman hidup bukan hanya teman tidur.

2 komentar:

  1. pembahasan nikah emang selalu panjang ceritanya, hehe...

    salam kenal... baru pertama kali main ke sini.

    BalasHapus
  2. Wah salut berani menikah di usia muda ^_^

    BalasHapus