Selasa, 22 Mei 2018

#30DaysInThailand : 3rd "busy week"




Masuk minggu ketiga dengan segala persiapan mengajar. Meski pada kenyataannya persiapan kita terkhusus saya masih jauh dari kata 100 %. Apalagi ada pihak dari Universitas pendamping di sini yang akan menilai, dalam hal ini tim Valaya Alongkorn Rajabath. Setelah mengamati sistem pembelajaran yang ada di sini (watchummponikayaram school) , masalah utama bagi kami ada pada bahasa.
 
Handbook pratom 5
Tapi, siap tidak siap kami harus menjalaninya. dan sepertinya diantara kami ber empat berdasarkan jadwal, saya yang lebih dulu mengajar. Saya mengajar mata pelaran Ilmu Pengetahuan Alam (Science) untuk tingkat SD kelas 5 (Pratom 5). Saya sudah berdiskusi dengan guru Science dari kelas ini, beliau sangat membantu saya. mulai dari bahan ajar, worksheet , dan segala kebutuhan mengajar saya hari itu di bantu oleh beliau. Namnya Teacher Sanjiv.
Teacher Sanjiv
it's time to teaching

Hari itu semua terasa menegangkan. Dan rasa rasanya orang disekitarku pun ikut merasakannya. mulai dari teacher Sanjiv yang sudah memberikan copy-an worksheet, Teacher Tae yang sudah siap membantu memberikan penjelasan kedalam bahasa thailand untuk siswa siswa yang kurang paham. 
Dan..... saya pun memulainya membuka pelajaran tentang cuaca hari itu, dan cuaca saat ini yang terjadi di Indonesia. bahwa di Indonesia masih dalam musim hujan. Saya pun masuk ke inti pelajaran menjelaskan tentang proses terjadinya hujan. Mulai dari sluruh air akan mengaliri kehilir lalu menguap mengalami evaporasi, terkumpul di awan dan terjadi kondensasi yang menyebabkan hujan turun. Hal ini pun biasa disebut siklus air.
hasil karya siswa

penjelasan tentang siklus air.


Di 30 menit terakhir saya pun memberi tugas perkelompok, membuat poster tentang siklus hujan serta mejelaskannya di depan kelas.
Satu jam pun terlewatkan, Alhamdulillah. walaupun menurutku hari itu saya tidak maksimal mungkin dikarenakan detak jantung yang bergemuruh cepat tak juga normal, hingga jam pelajaran itu selesai. Membuat semua vocabulary yang ingin diucapkan juga mengalami evaporasi, dan terkondensasi menjadi bulir bulir keringat dingin. Untungnya di hari itu, pihak dari Valaya Alongkkorn Rajabath University tidak datang. Jadi, saya bisa mempersiapkan lebih matang lagi untuk pengajaran selanjutnya yang akan dinilai langsung dari pihak universitas Thailand.


Latihan menari
Setelah jadwal sekolah selesai, kita tidak boleh langsung pulang. Harus latihan menari thailand lebih dulu. Jadi, nanti di hari terkahir disekolah ini kami akan tampil sebagai persembahan farewell party, menampilkan tari Thailand, dan juga salah satu tari tradisional Indonesia. Sayangnya, kami tak pernah punya foto ketika latihan tari Thailand ini. mana sempat terpikir, pukul 16.00 kami latihan padahal rasanya badan ini sudah remuk, merindukan bantal dan tempat tidur di penginapan. Setiba di rumah pun, masih harus beberes menyiapkan malam. karena kita selalu makan malam bersama guru guru ini. 

Ayutthya Heritage
Tapi untuk malam itu kami tidak menyiapkan makan malam. Justru, kami diminta bersiap siap berganti baju untuk menghadiri perayaan ulang tahun Provinsi Ayutthya. kebnetulan yang pada saat itu, terdapat siswa (i) dari Watchumponnikayaram School yang akan tampil di panggung pertunjukan acara tersebut.
perjalanan menuju lokasi acara.


Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di lokasi acara. Saya tidak begitu mengingat nama tempatnya. yang pasti itu semacam lapangan yang luas dan dekat dari kantor pemerintahannya. seperti Lapangan Karebosi yang dekat dari kantor Walikota Makassar.

 
Kantor pemerintahannya. (bagian dari lokasi acara)
Begitu banyak orang di tempat itu. Menuju panggung pertunjukkan pun kami harus berdesak desakkan. Melewati Pasar senggol yang menjual beaneka ragam. Mulai dari makanan , segala macam aksesoris dan kosmetik dan lainnya.

akhirnya, kami pun bertemu dengan anak anak Watchumponnikayaram. Sayang sekali, kami sampai setelah mereka usai menunjukkan tarian khas Thailand.

siswi watchumponnikayaram school with Directur a.k.a Kepala Sekolah (ditengah)
Pak Directur begitu kami menyebutnya meskipun kadang kadang juga kami hanya memanggilnya dengan sebutan "teacher". Beliau mengajak kami berkeliling di area perayaan malam itu. berdasarkan dari penuturannya bahwa setiap sekolah yang ada di Ayutthya ini harus memberikan penampilan di panggung hiburan. Maka semua guru pun harus hadir diperayaan tersebut. selain untuk mendampingi para muridnya juga turut meramaikan acara tersebut.

Nah, di Ayutthya Heritage ini ada juga permainan yang hadiah utamanya itu mobil, motor, dan 3 unit sepeda. Permainannya itu dengan memancing bola bola yang ada dikolam yang tersedia. Untuk satu kali memancing, kita harus mengambil tiga bola yang ada dan itu dihargai sebesar THB 20. Karena cukup penasaran dengan hadiah utama, beberapa kali kami membayar untuk mengambil bola bola tersebut. Bahkan, Pak directur yang membayarkan kami untuk itu. Beliau sampai menghabiskan 200 Baht. Sayangnya, yang kami dapat hanya berupa piring cantik , sabun sabun cuci, dan beberapa ember saja. Semua hadiah itu kami berikan untuk teacher Kanok. Di area penukaran hadiah itu ternyata ada banyak pegawai pemerintahan (guru-guru) yang berperan sebagai panitianya. Tentu saja mereka semua ini dikenali oleh Teacher Opp dan Pak Directur.


Setelah ikut bermain, kami pun berjalan lebih jauh menuju stand makanan berat, rencananya untuk mencari makanan halal yang bisa kami makan. Akhirnya, kami singgah di salah satu stand muslimah yang menjual semacam bakmie. Ya.. walaupun bakmie nya tidak seperti yang ada di Indonesia setidaknya cukuplah untuk menunda lapar.
Berjalan kaki menuju di mana mobil Teacher opp di parkir, kami melihat air mancur menari yang memperlihatkan sejarah provinsi Ayutthya. Sangat menarik. Begitu banyak masyarakat Ayutthtya yang menikmati ari mancur menari tersebut. Sayangnya, penjelasannya menggunakan bahasa Thailand yang sama sekali tidak kami mengerti. Kami berempat, mencoba memahami dari gambar gambar yang di tampilkan dari air mancur menari tersebut.

air mancur menari dengan tampilan gambar gambar Sejarah Ayutthya



saya, ria, inya dan tiara (di area lampu lampu hias)
masih di suasana perayaan ulangtahun Ayutthya. Tak hanya sebagai kesempatan untuk para pedagang menajajakan jualannya, di acara ini juga menjadi kesempatan para pelajar untuk mempromosikan sekolah mereka. Ada pula beberapa orang yang mencoba memperkenalkan produk khas thailand. Seperti sabun beras khas Thailand
 
para gadis yang memberikan sabun beras gratis.
Teacher Opp with the girls











Tidak ada komentar:

Posting Komentar