Minggu, 21 Desember 2025

Laptop AI dan Gaming ASUS: Dari Spesifikasi ke Penggunaan Nyata

Spesifikasi bisa kita baca di mana saja. Dari situs resmi, lembar produk, hingga berbagai perbandingan yang mudah ditemukan. Namun, pemahaman sering kali baru benar-benar terbentuk saat kita melihat,  menyentuh, dan mencoba langsung bagaimana sebuah teknologi bekerja. Itu yang saya rasakan ketika berkesempatan melihat langsung lini laptop AI dan gaming terbaru dari ASUS. Bukan dalam konteks membandingkan angka atau klaim performa, melainkan mencoba memahami bagaimana teknologi ini bekerja saat benar-benar digunakan dalam situasi nyata, dengan kebutuhan yang beragam.

Pendekatan ini terasa sejak awal. Produk tidak sekadar dipajang, melainkan diperkenalkan sebagai bagian dari ekosistem yang utuh. ASUS menghadirkan laptop AI consumer, laptop gaming, desktop PC, all-in-one PC, hingga handheld gaming PC—seluruhnya merupakan lini produk yang telah diperkenalkan sepanjang 2025 dan kini tersedia luas di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan.



Melalui ajang bertajuk Together We Win, Together We Grow, ASUS tidak sekadar memamerkan produk, tetapi juga memperlihatkan arah pengembangan teknologi yang mereka bangun: teknologi yang dapat digunakan lintas kebutuhan, lintas segmen, dan relevan dengan cara orang bekerja maupun bermain hari ini.

Laptop AI ASUS: Lebih dari Sekadar Istilah

Istilah laptop AI mungkin sudah sering terdengar, tetapi maknanya sering kali terasa abstrak. Di sini, konsep tersebut diterjemahkan melalui penggunaan langsung. Laptop AI ASUS dirancang dengan performa Neural Processing Unit (NPU) di atas 45 TOPS, melampaui standar minimum Copilot+ PC. Angka ini bukan sekadar catatan teknis, melainkan fondasi untuk menjalankan berbagai proses berbasis kecerdasan buatan secara lebih efisien dan hemat daya.

                                     

Di area demo, saya mencoba laptop AI yang ditujukan untuk produktivitas harian. Aktivitas sederhana—mengetik, membuka banyak aplikasi, berpindah tugas dengan cepat, dan menggambar menggunakan paint dengan perintah AI. Hal ini menjadi cara paling jujur untuk menilai sebuah perangkat. Di titik ini, respons sistem yang terasa ringan dan intuitif justru menjadi pembeda. Hal-hal kecil seperti kecepatan membuka aplikasi, kenyamanan keyboard, dan visual layar menjadi detail yang paling terasa dampaknya dalam penggunaan sehari-hari.

                                       

ASUS menghadirkan laptop AI dengan berbagai platform, mulai dari Intel® Core™ Ultra Series, AMD Ryzen™ AI Series, hingga Qualcomm Snapdragon® X Series. Keberagaman ini menunjukkan bahwa laptop AI tidak diposisikan sebagai satu solusi tunggal, melainkan sebagai pilihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pengguna.

Pada lini tertentu seperti Vivobook S14, fokus pada mobilitas dan efisiensi terasa jelas. Dengan desain ringan dan kapasitas baterai hingga 70Wh, laptop ini dirancang untuk mendukung aktivitas seharian tanpa harus terus bergantung pada sumber listrik. Sementara itu, melalui Vivobook 14, ASUS juga membuka akses laptop AI di kelas entry-level, memperlihatkan bahwa teknologi AI kini semakin inklusif.

Bagi pengguna yang menginginkan kombinasi desain premium dan performa AI tinggi, ASUS menghadirkan Zenbook S14 OLED. Dengan material Ceraluminum™, layar OLED berkualitas tinggi, dan desain ultra-tipis, laptop ini memperlihatkan bagaimana teknologi AI juga menyatu dengan estetika dan portabilitas.

Ekosistem Gaming ASUS: Dari Kasual hingga Profesional

Selain laptop AI, ASUS juga menegaskan posisinya sebagai pemain utama di segmen gaming. Selama lebih dari satu dekade, lini Republic of Gamers (ROG) dikenal sebagai simbol performa tinggi. Namun ekosistem gaming ASUS kini berkembang lebih luas, menjangkau pengguna dengan kebutuhan dan anggaran yang berbeda.


ASUS Gaming dan TUF Gaming hadir sebagai solusi bagi pengguna yang membutuhkan performa grafis mumpuni dengan harga yang lebih terjangkau. Laptop seperti ASUS Gaming V16 dan K16 dirancang dengan bobot di bawah 2 kilogram, menjadikannya lebih portabel tanpa mengorbankan performa. Saat dicoba langsung, perangkat ini menunjukkan stabilitas yang konsisten, baik saat menjalankan gim maupun aplikasi grafis.


Di segmen yang lebih tangguh, TUF Gaming F16 menawarkan desain yang lebih ramping namun tetap mengusung standar ketahanan militer. Sementara itu, lini ROG—mulai dari Zephyrus, Strix, hingga Flow Z13—menunjukkan bagaimana ASUS terus mendorong batas performa, bahkan menghadirkan perangkat gaming yang juga berfungsi sebagai tablet.

Kehadiran handheld gaming PC melengkapi ekosistem ini. Perangkat tersebut memberi fleksibilitas bagi pengguna untuk bermain tanpa harus terikat pada satu tempat, memperlihatkan bahwa pengalaman gaming kini semakin personal dan mobile.

Aksesori dan Detail yang Membentuk Penggunaan

Menariknya, ASUS tidak memisahkan perangkat utama dari pendukungnya. Berbagai aksesori—mulai dari keyboard, mouse, hingga backpack—diperkenalkan sebagai bagian dari satu kesatuan penggunaan. Salah satu detail yang cukup mencuri perhatian adalah mouse dengan sentuhan fragrance, sebuah pendekatan yang menunjukkan bahwa kenyamanan dan personalisasi juga menjadi bagian dari pengalaman menggunakan teknologi.


Detail kecil seperti ini mungkin tidak tercantum dalam tabel spesifikasi, namun justru terasa saat perangkat benar-benar digunakan. Di sinilah pendekatan ASUS terasa lebih membumi: teknologi tidak hanya dinilai dari performa puncak, tetapi juga dari bagaimana ia menemani aktivitas sehari-hari serta kenyamanan dan pengalaman penggunaan jangka panjang.

Layanan Purna Jual sebagai Bagian dari Nilai Produk

Selain produk, ASUS juga menekankan pentingnya layanan purna jual. Melalui garansi internasional hingga tiga tahun di 114 negara, serta ASUS VIP Perfect Warranty yang menanggung hingga 100% biaya perbaikan di tahun pertama, ASUS menunjukkan bahwa perlindungan pengguna menjadi bagian dari nilai produk itu sendiri.

Bagi pengguna yang sering berpindah tempat, layanan ini memberi rasa aman bahwa perangkat tetap terlindungi di mana pun digunakan. Pendekatan ini melengkapi strategi ASUS dalam membangun kepercayaan jangka panjang dengan penggunanya.



Melihat Teknologi dari Cara Digunakan

Melihat keseluruhan pengalaman ini, semakin jelas bahwa ASUS tidak hanya berbicara soal inovasi, tetapi juga soal bagaimana inovasi tersebut dihadirkan secara relevan. Laptop AI, laptop gaming, aksesori, hingga layanan purna jual dirangkai dalam satu ekosistem yang dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata.

Karena pada akhirnya, teknologi bukan hanya tentang apa yang tertulis di brosur atau lembar spesifikasi. Teknologi yang bermakna adalah teknologi yang bekerja dengan tenang di belakang layar—mendukung aktivitas, menyesuaikan kebutuhan, dan terasa hadir dalam keseharian.

Dan di titik itulah, melihat dan mencoba langsung memberi gambaran yang lebih utuh

Jumat, 24 Mei 2024

Materi BAB 5, Kelas 6 : Menjelajahi Bumi, Matahari, dan Bulan

 

Tujuan Pembelajaran
  1. Peserta didik mampu mengenal bumi, matahari dan bulan
  2. Peserta didik mampu mengetahui hubungan anatara Bumi, Matahari dan Bulan
  3. Peserta didik mampu menjelaskan gerak rotasi bumi serta dampaknya bagi kehidupan manusia.
  4. Peserta didik mampu menjelaskan gerak revolusi bumi serta dampaknya bagi kehidupan manusia.




Nah, Untuk lebih memahami materi mengenai rotasi dan revolusi bumi, silahkan menyaksikan video di bawah ini :



Sabtu, 27 April 2024

Ki Hadjar Dewantara dan Falsafahnya

 


Dalam hampa waktu, pikiran memutar,

Ki Hadjar Dewantara, filsafat terukir.

Pendidikan berlandaskan kebudayaan,

Menyinari jalan, harapan terang dalam cakrawala.


Jiwanya merayap di lautan pemikiran,

Menggali makna, dalam tiap tanda.

Seperti burung yang terbang tinggi,

Cari cahaya, di kegelapan malam.


Sekolah bukan hanya tembok dan buku,

Namun taman, tempat bermain jiwa.

Anak-anak, seperti bibit yang tumbuh,

Perlu sentuhan, cinta dan arah.


Ki Hadjar Dewantara, guru sejati,

Wariskan filosofi, cahaya kehidupan.

Dalam puisi ini, kita sambut karunia,

Pemikiranmu abadi, dalam setiap jaman.

Rabu, 26 Januari 2022

Virus, Vaksin, dan Islam?

Halo... sudah dua tahun COVID-19, "hidup" bersama kita di bumi pertiwi Indonesia.
Sebenarnya apa itu COVID19? Kenapa harus vaksin? Apa tidak ada cara lain selain vaksin? Kok masalah vaksin ini jadi pemaksaan ya? Vaksin tidak vaksin kan itu hak asasi setiap orang, kenapa pemerintah memaksakan? Dan pertanyaan pertanyaan lain tentang vaksin serta kaitannya dalam pandangan islam.
(Mudah-mudahan dari tulisan ini, bisa sedikit memberi gambaran dan penjelasan tentang virus dan kenapa harus vaksin? Semoga hati kita senantiasa terbuka dan ikhlas untuk menerima setiap ilmu yang diperoleh)

Covid19 atau Corona Virus Desease 19 merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan. Istilah virus berbeda dengan bakteri. Bakteri adalah makhluk hidup yang berukuran sangat kecil. Dan bakteri ini terbagi dua, ada bakteri baik yang memang diperlukan tubuh ada bakteri jahat yang bisa menyebabkan penyakit atau merugikan manusia. Lalu, jika kita terserang penyakit karena bakteri maka yang harus dilakukan adalah membunuh bakteri tersebut dengan mengonsumsi antibiotik yang berperan untuk mengurangi jumlah bakteri jahat dalam tubuh.

Sedangkan virus ini tidak bisa dikatakan makhluk hidup, karena dia hanya hidup kalau ada inang atau "rumah" tempatnya bernaung. Seperti di manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya. Sifat virus tidak ada yang menguntungkan, semuanya bersifat merugikan. Lalu, ketika seseorang terjangkit virus.. tidak ada obat yang bisa melawan. Ibaratnya, virus ini sel penjahat didalam tubuh.. harus dilawan dengan kekebalan atau tentara di dalam tubuh. Tentara yang dimaksud tidak didapatkan dari obat obatan. Karena cara membentuk tentara ini yang biasa disebut dengan sistem imun itu adalah sel sel tubuh sendiri. Jika sel tubuh yang menjadi sistem pertahanan tubuh kuat, maka virus mudah dilumpuhkan. Tapi, beberapa tentara dalam tubuh hanya melawan penjahat (virus) dengan golongan yang sama dengan dirinya. Cara memperolehnya itu tentu dengan vaksin, yang membantu membentuk kekebalan tubuh terhadap virus tertentu.

Jadi, misalkan kita sedang melakukan vaksin covid 19 berarti. Tubuh kita akan dimasukkab tentara yang membentuk sel pertahanan tubuh terhadap virus covid. Proses inilah yang kita sebut imunisasi. Proses pembentukan sistem imun di dalam tubuh. Dan ketika seseorang tediagnosa positive COVID19, karena sudah divaksin tentu gejala yang terjadi di dalam tubuhnya, tidak berat. Karena "tentara covid" sudah terbentuk sejak dilakukannya vaksinasi Covid19.

Lalu, apa yang terjadi jika seseorang tidak mau melakukan vaksin? Ya, tentu saja tentara yang menjadi pertahanan tubuhnya tidak sekuat dengan orang yg sudah di vaksin. Akibatnya, jika orang terssbut terkena virus itu maka gejala yang timbul bisa berat bahkan mungkin menyebabkan kematian.

Dan pada pertanyaan akhir, kenapa pemerintah terkesan memaksakan masyarakat harus di vaksin?

Apa yang dilakukan pemerintah itu untuk kebaikan masyarakat. Karena, dari vaksin yang dilakukan secara gencar maka akan terbentuk yang namanya Herd immunity. Herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu, sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut.

Misalnya, jika 80% populasi kebal terhadap suatu virus, empat dari setiap lima orang yang bertemu seseorang dengan penyakit tersebut tidak akan sakit dan tidak akan menyebarkan virus tersebut lebih jauh. Dengan cara ini, penyebaran penyakit tersebut dapat dikendalikan. Bergantung pada seberapa menular suatu infeksi, biasanya 70% hingga 90% populasi membutuhkan kekebalan untuk mencapai kekebalan kelompok.
(Infeksiemerging.kemenkes.go.id)
Nah, jika kita termasuk kelompok 70% yang mampu untuk menciptakan herd immunity, why not for vaccinated?
Karena, herd immunity ini tidak akan terbentuk jika hanya 50% saja jumlah penduduk yg divaksin dari 270 juta jiwa penduduk Indonesia.

Hal tersebut juga dilakukan pemerintah untuk pertumbuhan masyarakat yang lebih baik, pertumbuhan disini bukan hanya mengenai kesehatan. Tapi pertumbuhan ekonomi negara dan yang lainnya. Yang dimana semua sektor ini saling terhubung, akibat pandemi semua merasakan kerugiannya. Pemerintah tidak hanya mengatur 1, 2 wilayah saja, melainkan seluruh masyarakat indonesia dari ujung sabang sampai merauke. . Itulah kenapa pemerintah mewajibkan seluruh masyarakatnya untuk di vaksin. Vaksin ini, melewati banyak proses, banyak percobaan, banyak tahapan sampai pada distribusi yang aman. Dan tentu saja Halal. Halal dalam acuan Majelis Ulama Indonesia. 

Kalau mengacu pada ajaran Islam, jika ada yang berpandangan "aaahhh.. corona ini buatan luar yang ingin mengurangi ummat Islam, Ummat Nabi Muhammad SAW" . Bukankah ini, termasuk fitnah terhadap orang luar yg dimaksud? Bukankah itu termasuk su'udzon ? sebelum saya menjelaskan lebih jauh yuks, istighfar dulu. Astaghfirullah

Sudah, istighfarnya?
Kalau sasarannya umat muslim, yang katanya kasus positive selalu menibgkat saat hari-hari besar Islam, lalu Kenapa pemerintah Arab Saudi membatasi umat islam yg ingin melaksanakan umroh dan ibadah haji saat pandemi? Dan ketika pintu Masjidil Haram sudah terbuka untuk rakyat Indonesia, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi pun mewajibkan setiap jemaah untuk melakukan vaksin pfizer.
Dari gambaran itu saja kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa vaksin ini tidak hanya gencar di Indonesia. Melainkan di Luar negeripun demikian.
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:
“Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit, kecuali Dia juga menurunkan obatnya
(Abdul Aziz 1999 ; al-Bukhari 2003)”.

Obat merupakan antara sekian banyak rahasia milik Allah S.W.T. Siapa yang Allah S.W.T. berikan petunjuk kepadanya, dia amat beruntung baik dari aspek usia, ilmu maupun hartanya. Sedangkan siapa yang tidak memperolehi jalan mencapainya, dia telah kehilangan kebaikan yang banyak (Abdul Rasit 2017: 110).

Bagaimanakah pandangan Islam mengenai vaksin? Apakah penggunaannya dibolehkan atau diharamkan dalam Islam? Kata vaksin maupun  hukum mengenai vaksin serta bahan-bahannya memang sudah jelas tidak ada secara harafia atau tertulis langsung di dalam al-Quran mupun hadis nabi s.a.w. Meski begitu, apakah hukum mengenai penggunaan vaksin ini dibenarkan dengan ‘mudah’ dalam Islam? Walaupun tidak ada dalil pasti yang menyatakan tentang vaksinasi secara nyata. Namun, ada dalil yang merujuk pada konsep pencegahan penyakit. Seperti kata kunci dalam dunia pengobatan ialah ‘mencegah lebih baik daripada mengobati.

Islam sangat menganjurkan pencegahan sesuatu penyakit menggunakan kaedah pengobatan yang halal di sisi Allah S.W.T. dan sama sekali melarang cara pengobatan dengan menggunakan benda atau sesuatu yang haram serta memudaratkan sebagaimana yang diriwayatkan daripada Ummu Darda’, daripada Abu Darda’, dia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda yang maksudnya:
“Sesungguhnya Allah S.W.T. menurunkan penyakit berserta obatnya dan menciptakan penawar untuk setiap penyakit, maka berobatlah. Tetapi jangan berobat dengan yang haram"

Namun, jika tetap tidak ingin melakukan vaksin sedangkan covid19 tetap merajalela. Yang bisa dilakukan ialah tetap di rumah saja. Tidak bepergian yang tidak penting. Dan menjaga kesehatan ala Tibbunnabawi. Karena Nabis SAW pun sudah memperingati dalam hadisnya untuk tidak bepergian ketika terjadi suatu wabah.

Dari Abdullah bin Amir bin Rabi‘ah, Umar bin Khattab RA menempuh perjalanan menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, Umar mendapat kabar bahwa wabah sedang menimpa wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf mengatakan kepada Umar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Bila kamu mendengar wabah di suatu daerah, maka kalian jangan memasukinya. Tetapi jika wabah terjadi di daerah kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.’ Lalu Umar bin Khattab berbalik arah meninggalkan Sargh,” (HR Bukhari dan Muslim)

Dan jika masih ada dalam diri ini ingin menentang pemerintah.. mungkin kita butuh mengingat kembali mengenai Al hadis serta ayat Alquran sebagai pendukungya.

Aku wasiatkan kalian agar bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun ia seorang hamba sahaya habasyah” (HR. At Tirmidzi)

Dalam pemilihan pemimpin secara syariat, hamba sahaya tak mungkin menjadi pemimpin karena semua ulama menyatakan bahwa syarat pemimpin adalah merdeka dan bukan hamba sahaya. Bila ia menjadi pemimpin pasti dengan cara yang tidak sesuai dengan syariat. Namun Nabi ` tetap menyuruh kita untuk menaatinya. Nabi ` juga mengabarkan akan adanya pemimpin yang tidak berhukum dengan hukum Allah. Beliau bersabda,   “Nanti setelah aku akan ada pemimpin pemimpin yang tidak mengambil petunjukku dan tidak pula melaksanakan sunnahku. Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka” (H.R. Muslim no. 1847).

Hadits ini tegas menunjukkan bahwa walupun mereka tidak mengambil petunjuk nabi dan sunnahnya, tetap harus ditaati dalam hal yang ma’ruf. Ini sebagai bantahan terhadap orang yang mengatakan bahwa bila pemimpin itu berhukum dengan selain hukum Allah maka tidak disebut ulil amri. Hadits ini juga membantah orang yang mengkafirkan setiap penguasa yang tidak berhukum dengan hukum Allah secara mutlak. Namun bukan berarti kita menyetujui perbuatan mereka. Wallahu a’lam.

Wajib Baiat Kepada Ulil Amri

Baiat ialah perjanjian untuk mendengar dan taat kepada pihak yang berkuasa atas urusan kaum muslimin (ulil amri). Baiat berlaku bagi setiap orang yang berada di dalam kekuasaannya. Menjaga janji dalam baiat hukumnya wajib, Allah l berfirman, “Bahwa orang-orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka, maka barang siapa melanggar janji, sesungguhnya dia melanggar janjinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah, maka Dia akan memberinya pahala yang besar” (Q.S. al Fath [48]: 10).

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya (no. 1851), dari Abdullah ibn Umar k, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah ` bersabda, “Barangsiapa melepas tangannya (baiatnya) dalam mentaati pemimpin, ia akan bertemu dengan Allah di hari kiamat dengan tanpa memiliki hujjah, dan barangsiapa meninggal dalam keadaan tiada baiat di pundaknya maka matinya seperti mati jahiliyah.”Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) v, sebagaimana dalam Ushul As Sunnah hal. 64, berkata, “Wajib mendengar dan menaati para pemimpin dan amirul mukminin yang baik maupun yang fajir (berbuat kerusakan). Wajib pula menaati pemegang kuasa suatu kekhilafahan, dan setiap pemimpin yang disepakati oleh masyarakat, ataupun penguasa yang mengalahkan suatu wilayah dengan pedang (peperangan) hingga ia menjadi khalifah yang disebut amirul mukminin di wilayah tersebut.”

Semoga Allah SWT melindungi kita dari pemimpin atau pemerintah yang berbuat dzolim. Serta wabah ini segera pergi dan tak perlu kembali lagi, hehehhe


(Nih, saya lampirkan beberapa bacaan rujukan berkaitan hal ini. Sebagai bukti bahwa apa yang saya tuliskan berdasarkan jurnal-jurnal penelitian)

*Daftar Pustaka
Ahmad Hisham Azizan. 2018. Kandungan vaksin (vaccine ingredients): Satu analisa menurut perspektif Islam.
BITARA International Journal of Civilizational Studies and Human Sciences 1(4): 61-70.

Abdul Aziz, Soleh. 1999. Kutub al-Sittah. al-Riyad: Dar al-Salam li al-Nashr wa al-Tawzi‘.

Kemenkes.go.id

https://dppai.uii.ac.id/ulil-amri-dan-wajibnya-taat-kepadanya-dalam-kebaikan/