Laman

Kamis, 24 Mei 2018

Weekend 1 : Jejak peninggalan kerajaan Ayutthya.

"kisah ini merupakan perjalanan tahun 2017. Saat mengikuti  KKN-PPL International program SEATEACHER 3rd"

Sabtu
Weekend pertama kami. Menurut Info sebelumnya, kami akan diajak liburan bersama “Buddy”. Semalam pun Janny sudah memberitahukan saya via LINE bahwa hari itu mereka akan menjemput saya dan Ria di rumah. Saya dan Ria sudah harus bersiap sepagi mungkin untuk liburan pertama itu. Tujuannya ke mana, kami berdua belum tau pasti. Yang kami tau akan mengunjungi salah satu situs Nasional Thailand yang terletak di provinsi yang sama dengan perumahan kami tinggal. Ayyutthya.

Pagi itu, pukul 07.00 teng, mereka sudah ada di depan rumah. Ternyata mereka memang sudah menyewa mobil khusus untuk liburan singkat hari itu. Stelah berpamitan bersama Teacher Kanok, Sang Pemilik Rumah. Saya dan Ria pun membuka pintu mobil dan... Surprise... disitu tak hanya ada Jan, Ying dan kawan kawannya. Tapi, juga ada beberapa orang, peserta SEATEACHER lainnya dari Jogja, dan Aceh.

Saya duduk disamping Nadia, salah satu mahasiswi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Sambil menikmati perjalanan sesekali saya bercerita bersama Nad, bagaimana dia bisa ikut program ini. Apa saja yang dikerjakan di sekolah tempat penempatannya dan berbagai macam. Asyiknya anaknya cukup “ceriwis”, perjalanan tidak begitu membosankan. Saya tidak bisa membayangkan kalau akan duduk di samping orang yang Cuma bisa “senyum..”.. Cuma jawab “ooh...” atau “iya..” saat diajak ngobrol dalam perjalanan jauh itu. (seperti saya kadang kadang, hehehhhe)

Kerajaan Ayutthya
Ke pusat ibu kota dari Provinsi Ayutthya butuh waktu skitar 45 menit. Maka sampailah kita di taman bersejarah Ayutthya. dan ini merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Ada banyak Turis yang datang.
Dari depan tidak begitu terlihat, bahwa ada candi candi dan bangunan kuno di belakangnya. Hal ini dikarenakan tempat parkir dan jalan masuk disambut dengan pasar tradisional yang menjual berbagai souvenir khas Thailand. Setelah melewati Pasar , maka akan terlihatlah candi candi jejak peninggalan Kerajaan Ayutthya.
Jadi untuk sejarahnya, Ayutthya ini merupakan nama kerajaan yang dipimpin oleh Sri Rama, tokoh dalam Ramayana. Pada tahun 1350 Raja Ramathibodi I mendirikan Ayutthya sebagai ibukota dari kerajaannya dan mengalahkan Kerajaan Sukhothai.
benteng kerajaan Ayutthya

Ayutthya ini sangat aktif melakukan perdagangan dengan negara negara asing, Dalam perkembangannya, Ayyuthaya sangat aktif melakukan perdagangan dengan berbagai negara asing seperti TiongkokIndiaJepangPersia dan beberapa negara Eropa. Penguasa Ayyuthaya bahkan mengizinkan pedagang PortugisSpanyolBelanda, dan Perancis untuk mendirikan permukiman di luar tembok kota Ayyuthaya. Raja Narai (1656-1688) bahkan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Raja Louis XIV dari Perancis dan tercatat pernah mengirimkan dutanya ke Perancis.
Setelah melalui pertumpahan darah perebutan kekuasaan antar dinasti, Ayutthaya memasuki abad keemasannya pada perempat kedua abad ke-18. Pada masa yang relatif damai tersebut, kesenian, kesusastraan dan pembelajaran berkembang. Perang yang terjadi kemudian ialah melawan bangsa luar. Ayyuthaya mulai berperang melawan dinasti Nguyen (penguasa Vietnam Selatan) pada tahun 1715 untuk memperebutkan kekuasaan atas Kamboja. (Source, Wikipedia)
Meskipun demikian ancaman terbesar datang dari Birma dengan pemimpin Raja Alaungpaya yang baru berkuasa setelah menaklukkan wilayah-wilayah Suku Shan. Pada tahun 1765 wilayah Thai diserang oleh dua buah pasukan besar Birma, yang kemudian bersatu di Ayutthaya. Menghadapi kedua pasukan besar tersebut, satu-satunya perlawanan yang cukup berarti dilakukan oleh sebuah desa bernama Bang Rajan. Ayutthaya akhirnya menyerah dan dibumihanguskan pada tahun 1767 setelah pengepungan yang berlarut-larut. Berbagai kekayaan seni, perpustakaan-perpustakaan berisi kesusastraan, dan tempat-tempat penyimpanan dokumen sejarah Ayutthaya nyaris musnah; dan kota tersebut ditinggalkan dalam keadaan hancur.










Dan yang difoto foto inilah merupakan puing puing reruntuhan Istana Kerajaan Ayutthya.
Oiya, dilokasi itu tidak hanya ada bangunan bangunan tua. Tapi, jika kalian ingin mencoba merasakan sensasi naik gajah, silahkan dicoba. Di situ tersedia. Jalan jalan mengelilingi bagian luar Ayutthya sambil duduk di atas punggung gajah. Tapi itu cukup menyita ongkos, sekali naik perorang itu di kenakan tarif sebesar THB 200. Dan saat turun Gajahnya akan minta uang lagi. Iya gajahnya, karena si gajah ini akan mengendus tas kita dengan belalinya yang panjang jika lama tidak di beri. Cukup THB 20 untuk di taruh di belalai si gajah. (Currency 1 THB = Rp. 400)
di atas punggung gajah



ria lagi kasi makan gajah



Nah, sekarang perjalanan dilanjutkan menuju wisata alam. Katanya , kami akan mengunjungi Waterfall namanya Namtok Chet Saonoi National Park
Namtok Chet Saonoi National Park




Sama seperti tempat wisata sebelumnya, di Namtoc Chet Saonoi National Park terdapat penjual yang menjajakan aneka souvenir. Ada pula yang menjual berbagai makanan. Mulai dari seafood, nasi goreng dsb. 
Matahari sudah cukup terik untuk sampai diair terjun. Begitu menggoda memang untuk ikut nyemplung ke air. Tapi sebelum itu dilakukan, semua buddy bergegas ganti baju. Membeli beberapa makanan berat yang akan di bawa masuk ke dalam. Oiya, untuk masuk ke dalam itu tidak dikenakan tarif apapun. Area parkiran pun cukup luas. Namun, jalan masuk ketempat yang teduh dan tidak banyak orang itu cukup jauh. Namanya saja tmpat liburan, yaa orag orang cukup memadati tempat itu. Saya dan beberapa teman rombongan mencoba mencari tempat untuk melakukan sholat dzuhur. Untungnya saja ada Gazebo Gazebo dekat dari parkiran.
Setelah berjalan cukup jauh dan agak sepi, menurut buddy inilah tempat yang bagus untuk menggelar tikar. Apalagi perut sudah memberikan kode untuk segera diisi.

Tikar sudah digelar, makanan sudah di tata rapi. Beberapa dari mereka langsung terjun ke air. Saya dan beberapa orang lainnya seperti mau tapi juga tidak mau untuk turun. Beberapa mahasiswa Indonesia yang ikut dalam rombongan ini, tidak begitu tertarik. Mungkin karena perjalanannya yang jauh dan tidak “semenarik” yang ada dipikirannya. Katanya, soal wisata Alam, Indonesia memang yang terbaik. Saya membagikan foto foto lokasi waterfall itu ke grup teman SMA saya, dan reaksinya... “hahahhaha, sama ji kuliat dengan sungai yang ada di kebunnya Tri, ul”.










Semua orang dipaksa mandi siang itu, di tarik turun ke air. Sayapun demikian apesnya. Dan airnya itu sangat dingin. Seperti berendam di kolam yang diisi dengan batu es.
Air yang dingin dan cukup dalam, tapi mampu melepaskan semua kegerahan saat berjalan kaki ketika masuk.
Setelah cukup bermain air, kami semua bergegas ganti baju. Karena tempatnya cukup jauh, kami tidak memilih untuk ganti baju di tempat yang disediakan didekat area parkir. Tapi, di rumah warga disekitar situ. Terdapat kamar mandi umum, yang sepertinya memang mereka sediakan untuk para wisatawan yang tidak ingi berjalan jauh ke area parkir. 
Semua sudah berkumpul di area parkiran. bersiap siap untuk mengakhiri liburan sore itu. Bebrapa orang sepakat untuk membeli ice cream. Apalagi, di situ ada penjual ice cream nestle. Ice cream yang menjual eskrim kitkat, milo dsb. Nah, saat saya mau membayar, ternyata dompetku ketinggalan. Entah ketinggalan dimana. Membuat semuanya jadi kalang kabut. Detik detik saat mau pulang, saya membuat pusing teman teman. Semuanya mencari ditempat tempat yang saya singgahi tadi. Saya Cuma singgah di kantin, toiltet dan gazebo. Sayapun mencoba merunut kembali langkah saya hari itu. Dan memutuskan untuk kembali ke tempat kami menggelar tikar tadi. Belum terlalu jauh saya berlari bersama Griffso, ada bapak bapak yang menEmukannya. Katanya saya meninggalkan dompet itu di kamar mandi. Alhamdulillah bapak itu menemukan dan tidak ingin mengambil “ucapan terima kasih saya” katanya, saya hanya perlu melapor ke atasan bagian pengamanan untuk dijadikan salah satu record kerja beliau. Khop kun na krab
Saat nya pulang ke penginapan masing masing.
salah satu artis thailand, katanya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar