Laman

Jumat, 03 April 2020

5 film wajib nonton bersama keluarga. Salah satunya film kontroversi yang sempat ditolak beberapa kelompok.

All around you...
Ada yang rindu dengan suara tersebut? Hihi, iya itu adalah pembuka dari film-film box office yang menggunakan sound dolby saat diputar di biosop.

Dalam keadan pandemi covid19 ini, kita diperintahkan untuk tetap di rumah aja. Dan mengurangi kegiatan luar. Apalagi kegiatan yang tidak penting menjadi larangan oleh pemerintah. Sehingga tak ada lagi ajang ngopi cantik, arisan sosialita, apalagi nonton bareng film-film bagus yang ternyata beberapa filmpun menunda penayangannya karena wabah ini. 

Dari anjuran pemerintah tersebut hingga beberapa orang memutuskan untuk melakukan seabrek kegiatan dari buka mata hingga tutup mata lagi. Ada yang beres-beres rumah, olahraga, recreate berbagai masakan. Buka tutup sosmed, tidur-bangun-makan-tidur (repeat). Atau ada yang nonton terus untuk menghabiskan waktu.

Nah, berhubung dengan nonton... 30 maret kemarin diperingati sebagai hari film nasional. Sekarang ini, kualitas film nasional itu keren-keren sekali. Ini bukan berarti film-film dulu tidak bagus. Maksudnya, film lokal itu kulitasnya semakin meningkat bukan lagi sekedar cerita seperti ftv-ftv. Nih, 5 film nasional yang wajib kamu nonton bersama keluarga. Bisa kamu cari di platform-platform resmi seperti viu, hooq, iflix, catchplay. 

1. Kartini (2017)
Film garapan Hanung bramantyo ini bercerita tentang kisah kartini serta saudara-saudarnya. Dari film ini kita bisa mengambil pelajaran tentang perjalanan kartini yang memerdekakan kaum perempuan untuk memperoleh hak yang sama dengan laki-laki. Menperjuangkan emansipasi. Dan juga tentang kisah percintaan kartini. Film, yang dibintangi oleh Dian sastrowardhoyo ini memiliki durasi yang cukup panjang yaitu 2 jam 2 menit. Tapi, dengan alur cerita yang menarik membuat waktu tersebut tak terasa. Tak hanya ada Dian sastro, film ini juga dibintangi oleh beberapa aktris papan atas lainnya seperti Acha septriasa, Ayushita, serta Christin Hakim. Film ini bisa kamu tonton di hooq

2. Cek Toko Sebelah (2016)
Cek Toko sebelah merupakan film komedi Indonesia produksi Starvision Plus yang dirilis pada 28 Desember 2016 dan disutradari oleh Ernest Prakasa. Ide cerita film ini dibuat berdasarkan pada realitas etnis Tionghoa saat anak beranjak dewasa, kuliah yang tinggi, mirisnya ujung-ujungnya bekerja di toko orang tuanya sendiri. (Source: wikipedia.org)
Di film ini kamu bisa mengambil beberapa hikmah tentang hubungan keluarga. Antara orang tua dan anak dan juga hubungan antar saudara yang kadang sering berselisih paham. Kadang ada yang merasa benar dan saling menyalahkan yang lain. Film ini bisa kamu tonton juga di hooq.

3. Ghost Writer (2019)
Ghost Writer adalah sebuah film horor komedi Indonesia tahun 2019 garapan Bene Dion. Film tersebut dibintangi oleh Tatjana Saphira sebagai penulis novel bernama Naya. Saat mengalami writer block dan pindah rumah, dia bertemu dengan hantu bernama Galih (Ge Pamungkas). Film tersebut juga dibintangi oleh Deva MahenraErnest PrakasaAsmara Abigail, hingga Muhadkly Acho. (Wikipedia.org)

Film ini mungkin sedikit creepy tapi tidak akan lama, karena ada komedinya juga. Jadi lumayan membuat kita tertawa ditengah ketakutan. Dan membuat heartwarming pada bagian endingnya. Tak hanya itu, ada kisah menarik dari hantu Galih yang ditulisnya di buku diary. Dari membaca buku itu Naya memperoleh ide untuk novelnya. Karena kisah galih memang cukup menyentuh. Untuk tau apa yang dialami oleh galih semasa hidupnya, dan dibuatkan novel oleh naya kamu bisa tonton di iflix.

4. Dua garis biru (2019)
Film yang sempat menjadi kontroversi ini, memang bagus ditonton bersama keluarga. Pasalnya, film yang jika dilihat dari judulnya mungkin menggambarkan kebebasan pergaulan remaja. Tentang kisah Bima dan Dara yang memadu kasih. Merasakan bahagianya jatuh cinta dan berbunga-bunga. Namun, kebahagiaan itu justru berubah menjadi bencana ketika Dara hamil. 
Film ini sangat memainkan emosi kita sebagai penonton. Film ini bukan mengajarkan tentang pergaulan bebas. Bukan mengajarkan bahwa pacaran itu wajar-wajar saja (yang ditentang oleh sebagian golongan tertentu).
Tapi, film ini justru mengedukasi masyarakat. Mengedukasi orangtua bagaimana mendekatkan emosional batin antara orangtua dan anak. Mengajarkan pada remaja apa akibatnya jika kehamilan terjadi di luar pernikahan. Mengajarkan bahwa bertangungjawab itu bukan sekedar kata. Mengajarkan orangtua untuk lebih mawas pada anak. Memberikan gambaran masa depan, jika hal tersebut terjadi pada ssorang remaja. Dan pentingnya sex edukasi pada anak. Hal ini mungkin menjadi sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Hingga beberapa anak segan untuk membahas hal tersebut pada orangtua. Begitupun sebaliknya. Orangtua merasa anak masih terlalu kecil untuk mengetahui hal-hal yang berhububgan dengan sex. 
Bahkan pada pembelajaran biologi yang khusus membahas reproduksi ini, seringkali siswa tertawa malu-malu. Padahal membahas organ reproduksi sama halnya dengan bagaimana kita mempelajari organ lainnya seperti mata, hidung, kerjanya jantung, fungsinya paru-paru dan lain sebagainya. 
Ada beberapa makna tersembunyi, pada film tersbut. Yang digambarkan untuk memberi sign tertentu. Untuk kamu yang tidak sempat menonton film ini karena terhasut kontroversi, kamu bisa menontonnya di aplikasi iflix

5.  Mau jadi apa? (2017)
Film ini bercerita tentang kisah hidup Soleh solihun. Seorang komika dan juga mantan jurnalis. Dengan premis serius soal pertanyaan yang muncul oleh banyak mahasiswa saat ditanya hendak jadi apa setelah lulus kuliah, film ini tampil dengan balutan komedi yang kental, nuansa khas tahun ’90an lengkap dengan musiknya,  serta sedikit bumbu romantis yang mewarnai film berdurasi 103 menit ini. (Source : review film movieden.net)
Kisah soleh solihun bersama sahabatnya bisa menjadi gambaran untuk para mahasiswa bahwa prospek masa depan kadang tidak linear dengan jurusan yang diambil. Karena itulah banyak yang merasa salah jurusan juga. 
Film ini saat menghibur karena dibalut dengan komedi yang kental tapi juga tidak mengurangi nilai-nilai kehidupan. Kamu bisa nonton film ini di VIU.

Huh, akhirnya selesai juga menimbang-nimbang yang mana yang menjadi rekomendasi saya untuk teman-teman yang sedang di rumah aja. Bingung sekali memilih judul film indonesia yang berkualitas, karena ada begitu banyak film-film nasional yang tidak kalah keren dengan 5 film di atas. Ada Sabtu Bersama Bapak, Athirah, Belok kanan Barcelona dan masih banyak lagi.


Oiya, saya membuat rekomendasi ini daam rangka hari film nasional Indonesia. Collabs dengan kak citra. Baca di sini : kalau kamu mau tau film favourite Kak Citra. Semoga film-film Indonesia semakin banyak yang tembus keajang International. 

6 komentar:

  1. Bagus-bagus ya film-film yang di atas itu.
    Ul lebih suka nontonnya via apa? Hooq atau apa?

    Bagus juga jadi postingan berikut membandingkan aplikasi-aplikasi nonton itu, Ul biar saya yang baru pake Hooq tahu yang lainnya. :)

    BalasHapus
  2. Yang sudah pernah dinonton cuma Cek Toko Sebelah. Next mau nonton referensi-referensi lainnya ah, sepertinya Dua Garis Biru itu menarik. Ntapps...

    BalasHapus
  3. ghost writr belum pernahpa nonton. yang lain sudah semua kak dan bahkan berulang karena bagus-baguski memang ceritanya. Makasih kak info filmnya harus kunonton ini ghost wrt biar tdk penasaranka

    BalasHapus
  4. Ghost writer worth it sih mnrt saya. Di dunia nyata kan juga ada ghost writer buat para blogger dan penulis buku hihi

    BalasHapus
  5. Terus terang dari kelima film di atas tak satupun yang pernah saya tonton. Hiii...kemana saja saya di?

    Selama WFH ini belum pernah nonton sama sekali, sibuk dengan kerjaan dapur dan menulis, padahal tulisanku tidak jadi2 juga, di situmi ku kadang bingung

    BalasHapus
  6. Dari 5 film diatas, hanya 2 yang pernah aku nonton. Dua Garis Biru dan Kartini. Penasaranku sama film Ghost Writer deh....

    BalasHapus