Laman

Minggu, 24 September 2017

"Drama" kebaya modern.

Pakaian itu adalah kesan pertama seseorang  saat pertama kali bertemu. Maka dari itu, berpakaian pun harus sesuai dengan kegiatan dan tempatnya. Jangan sampai kamu saltum alias salah kostum. Tapi, untuk sebagaian orang yang memiliki khas nya sendiri dalam berpakaian, mungkin akan jarang mengalami keadaan dimana ia merasa salah kostum. Misalnya, orang yang selalu menggunakan sepatu olahraga kemana pun Ia pergi. ke pesta pun menggunakan sepatu olahraga. Saya rasa itu tak masalah, menggunakan sendal jepit pun sah sah saja. Asal sang pemakai pun memiliki kepercayaan diri saat mengenakannya.

Nah, membahas mengenai pesta pernikahan. Ini pun tak lepas dari yang namanya seragam pesta. Biasanya, keluarga calon pengantin akan memberikan kain seragam kepada keluarga dan kerabat dekat lainnya untuk di jahit menjadi kebaya modern sesuai selera si pemilik kain tersebut. Hal ini pula yang terjadi pada saya beberapa waktu lalu.

Adik ipar dari ipar saya (hahaha,anda bingung membacanya? Coba di ulang ulang saja. Ini tidak rumit kok. Soalnya saya tidak tau sebutannya apa. – kalau orang makassar menyebutnya adik dari lago saya) akan segera melangsungkan pernikahan dua bulan lagi. Dan saya pun termasuk orang yang mendapat kain seragam ini. Kain yang saya dapat itu lumayan banyak, 2 meter kain renda untuk atasan dan 2 meter nya lagi kain songket untuk bawahan. Saya begitu memikirkan model baju seperti apa yang akan saya buat pada kain ini agar tidak tersisa begitu banyak. Apalagi saya memakai hijab yang agak lebar , sehingga terkadang bagian atasan bajunya tidak terlihat karena tertutupi oleh hijab.

Saya mencoba memberi tahu si penjahit yang kebtulan adalah tante saya , bagaimana model baju yang saya inginkan dengan kain yang lebih menjuntai ke bawah , maksud saya ada bagian seperti jubah yang melekat di belakang looks like superman dan batman. Untuk kain songketnya , karena bahannya kaku jadi saya meminta untuk di buat menjadi model rok lingkar dengan rimple. It’s like a princess’s dress. Itu harapan saya.

Pada kenyataannya, 1 minggu mendekati hari H. Kain ku sama sekali belum terjamah. Padahal saya dijanji akan selesai lebih cepat dari tanggal yang sudah saya sepakati dengan penjahitnya. Hufftt, ini salah satu problematika tukang jahit pada umumnya. Namun, saya tidak begitu khawatir karena saya yakin sama beliau, bajunya akan tetap bisa saya kenakan saat pesta nanti.
dan... eng ing eng.... pukul 15;40 saya menelpon tante saya itu, untuk mengabarinya bahwa sejam lagi saya akan ke rumahnya mengambil baju tersebut. Tapi, saya ditanya kembali tentang model baju yang saya inginkan. Dia mencoba menjelaskan dan menyebutkan model kebaya kartini. Oh, no... kenapa kebaya kartini? Padahal kan saya juga sudah memberinya gambar.

Saya mulai gegana –gelisah,galau,merana- bagaimana jadinya baju saya itu nantinya?

Laa haula walaa quataa illah billah... kembalikan lagi sama Allah. Apapun modelnya yang penting jadi deh. Sesampai di rumahnya beliau, ternyata baju yang tadinya model kebaya kartini (kalau mau tau kebaya kartini itu seperti apa, browsing ajaaa di gugel.) bagian bawahnyaa itu kepotong rata semua sepinggang. Aaaaarrrgggh.. ini bagimana ceritanya, kenapa kepotong begini.?

Curhatlah beliau, kalau gmbar contoh yang saya kasi dulu itu hilang, karena handphone rusak. Bajunya juga terlambat selesai karena ada keluarganya yang meninggal di tambah lagi ada yang menikah setelahnya. Saya sangat maklum dengan kesibukan beliau... jadilah, saya memintanya untuk menyambungkan kembali bagian kain renda yang terpotong, mengikuti model kebaya kartini meskipun agak melebar. Dan untungnya, saya terselamatkan dengan model rok yang sesuai.

Sampai di rumah sudah pukul 19.00, saya belum menyiapkan baju untuk revan dan ayahnya. Belum make up, menyiapkan barang-barang si anak kecil. Saya cukup pusing. Tapi, ke pesta nya tetap jadi dong, walau terlambat juga sih. Setidaknya saya sampai di sana tetap mengenakan seragam yang diberikan, setidaknya untuk menghargai keluarga pengantin.

ini seragamnya.
pengantin. -adat bugis-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar