Laman

Kamis, 21 Maret 2013

izinkan aku menangisi mu


Kita tinggal menghitung hari yang berganti bulan untuk bersama, tak ada yang bisa ku sesali selain tetap mencintaimu. Tak ada yang bisa ku lakukan selain tetap terus melanjutkan persiapan menuju hari yang orang sebut hari bahagia kita…
Akhir-akhir ini saya sering mendapat ucapan selamat, dan orangorang yang mengajak untuk bersalaman.. menurut mereka itu adala sesuat hal bahagia.. sedangkan menurutku.. “mungkin awal kebahagiaan yang nyata” ..  mungkin kamu tau, sy orang yang begitu pemalu mengahadpi orang-orang.. berbicara hanya sesekali saja, atau terkadang ketika orang-orang membutuhkan jawaban atas pertanyaan yang mereka lontarkan untukku. . sy hanya mempu tersenyum… bingun.. kata apa yang harus ku ucapkan..
Ketka seseorang bertanya padaku, “udah siap beruamh tangga kah , ul??” saya hanya tersenyum dan menjawab insya allah.. tapi ternyata setiap pertanyaan itu mempunyai lanjutan  pertanyaan seperti ini “sudah.. sholat istikharah??” ya … pertanyaan yang cukup membuat hati saya terenyuk setiap kali mendengarnya.. “tentu saja sudah.. jauh har sebelum kamu mengambil keputusan yg berani itu..
Bahkan, di setiap sujudku saya slalu menyebut namamu stetlah nama kedua orangtua ku.. dan meminta petunjuka pada Sang Khalik
yaa Allahh.. jika Muhammad zulfikar bukanlah jodoh yang kau pilihkan untukku… jika ia tidak baik untukku dan agamaku.. jauhkanlah ia dariku Ya Allah, ampunilah segala khilafku bersamanya.. jangan kau biarkan kami terlalu larut dalam api syaitan yang terkutuk… aamiinnn”
Semakin saya ingin menjauhi mu, semakin nyata Allah member petunjuk untuk mendekatkanku padamu.. kaukah jodoh itu???
Insya Allah kaulah pilihan Allah untukku. Meski dirimu tak searif Abu Bakar assiddiq, tak sebebrani Umar bin Khattab, tak setampan Ali bin abi Thalin dan juga dirimu tak sekaya Usman bin Affan… kamu hanyala lelaki akhir zaman yang harus ku sdari bahwa kelak kau tak sehebat yang diharapkan.. namun akan membimbingku kepada jalan Allah ,senantiasa berikhtiar dan memberi safa’at.
Kamu adalah lelaki ahir zaman yang mempunyai segudang cerita masa lalu.. masa lalu yang cukup membuatmu tersipu malu kala mengingatnya, namun menggores hatiku.. masa lalu yang menjadi pelajaranmu kini, masa lalu yang indah namun menyakitiku,…
Kamu adalah pilihan Allah untukku, yang sempat singgah di hati beberapa perempuan lain.. miris.. menyayat jiwa.. sebagaimana kamu pernah bahagia bersama mereka, mungkin tak sebahagia bersamaku.. lagi dan lagi saya harus sadar.. kamu bukan milikku.. kamu adalah Milik Allah, yang akan dititipkan padaku untuk ku jaga..di untuk ku hormati sebagai suami kelak.
Tak bisa dipungkiri,bahwa akupun tidaklah semulia khadija, setaqwa aisyah , setabah halimah serta tak secantik zulaikha,, aku hanyalah perempuan akhir zaman.. yang mencoba menjadi sandaranmu dikala senang, penyejuk dikala susah.. dan juga mencoba menjadi air dikala engkau berkbar menjadi api.
Aku hanyalah perempuan akhir zaman.. manusia biasa.. yang begitu mudah tergores hatinya.. yang jiwanya terlalu rapuh.. bahkan diriku pun tecipta dari tulang rusukmu yang paling bengkok. Yang jika kau paksakan untuk lurus.. maka diriku pun akan patah..
Aku tlah belajar menjadi pendengar yang baik untukmu, yang menedngarkan setiap kisah lalmu bersama orang lain sebelumku.. meski kadang harus ku palingkan wajahku agar air mataku tak perlu menetes..
Aku tlah belajar menjadi kawanmu, yang mendukung sgala kegiatan positifmu, yang membesarkan hatimu di kala sedih menghampiri… yang menyemangati di kala hatimu tak bersemangat ..meski kadang aku yang membutuhkan hal itu
Aku tlah belajar memaklumi setiap kebahagiaan lalumu bersama orang lain.. meski itu terlalu sakit dan terlalu pahit…
 Aku pun tlah menjadi adikmu, yang kau sebagi kakak menuntun ku.. mengajariku mana yang baik dan tidak pada sesuatu yang mungkin tak sampai pada pikirku..
Kamu pernah bahagia bersama orang lain, saling berbagi duka dan suka.. saling memberikan hadiah, saling memberikan sandaran satu sama lain. Saling member apa yang masing-masing dari kalian butuhkan.. aku tlah menjadi pengamat masa lalu mu, yang sring kali kau ceritakan padaku.. yang harus kumaklumi dengan sayatan-sayatan luka setiap masanya.. maafkan aku jika tak mampu ku berikan kebahagiaan yang lebih, maafkan aku jika aku tak mampu menajdi yang terbaik.. maafkan aku yang hanya mampu mencintaimu dengan tulus, yang hanya mampu menjadi tempatmu berbagi.. Insya Allah, aku Mencintamu karenaNya.