Selasa, 02 Juni 2009

Sebenarnya Cinta itu Hadir diantara Kita

ssiang itu matahari tak begitu terik. sepulang sekolah radit lagi-lagi menjemputku. tak ada orang di rumah. kunci pintu biasa di simpan bunda di bawa pot bunga kesayangannya dekat pintu. radit adala temanku sejak kecil, tapi seiring dengan berjalannya waktu aku makin akrab dengannya hingga usia ku beranjak menginjaki yang ke 16. tapi, sayangnya bunda tak perna tau ke akraban kami walaupun kami adalah tetangga.
bunda hanya tau klw radit adala tetangga sekaligus teman kecil ku. bunda terlalu sibuk untuk mengetahui hari-hari ku meskipun kadang-kadang aku curhat dengannya.
“ran, rumah mu ksosng lagi ya..?” Tanya radit pada ku sambil mmbeuka kulkas di dapur, aku tak perlu curiga padanya.
“ya.. kamu lihat sendiri saja. kakak mu Fani mana?”
“ngga tau, sibuk kali di kampus”
“dit, nonton yuk. film yg tadi mana?”
ya, sebelum pulang ke rumah tadi aku dan radit sempat mengunjungi rental kaset, untuk melihat-lihat film bagus. kbetulan kami dapat film yang lagi hot-hotnya di Bicarakan Twilight. film yang katanya romantis itu.
“nih, eh, ran aku pulang dulu ya.. ganti baju.. ngga enak nih gerahh.” ujar radit sembari memberiku kaset tersebut yang di ambilnya dari dalam tas.
“iya, nih. aku juga. tapi, kamu jangan lama ya..”
“iyya deh. kamu ngga apa-apakan aku tinggal sendiri.”
“ya.. ampunn radit. kamu kira aku ini anak SD, yang perlu di temani ma kamu teruss. aku kan dah kelas 1 SMA . Radit.!!”
“iyya deh.. yang udah SMA. hheheheh”
ku antar radit smpe pintu rumah. aku pun segera mengganti seragam putih abu2 ku dengan kaos oblong dan celana puntung rumah ku.
ku ambil hP-ku dalam tas. kupencet tombolnya..
“halo.. assmalamualaikum” sapa orang disebrang telepon
“waalikumsalam”
“ya.. ada apa ran”
“kak fani pulangnya jam berapa sih??”
“aku sekarang lagi sama bunda belanja bulanan. kamu dirumah baik-baik ya..”
“kok aku ngga dipanggil sih” rengek ku kayak anak kecil
“kamu itu kayak anak kecil aja. panggil aja tuh si radit untuk temanin kamu”
“biar kak rani ngga bilang aku juga akan panggil radit. hffuh..”
“ciee.. ciee.. tapi, awass ya.. klw kalian macam-macam di rumah. secara kalian kan Cuma berdua. klw cewe-cowo berduaan..
“yang ketiganya itu setaan. iya tauu,tau..” aku memtong omongan k’Fani
“ya.. udah dehh klw gitu. eh, kak jangan lupa yaa. beli coklat, hheehe”
aku segera mnutup telponnya.

“hai.. Ranii.. lagi nelponn siapa??’
“astaga.. kamuu.. nangetin orang aja.”
“kamu sih.. kebiasaan orangnya ceroboh gini. lagi nelpon siapa tuh?? gebetan baruu ya?”
“dit, kamu diam aja deh. lagi malass nih ngomongin hal yang seperti itu”
“iyya deh. filmnya mana. yukk nonton”
aku dan radit segera berjalan menuju ruang tengah keluarga.
“dit, gimana hubungan kamu dengan Febi?? katanya selama ujian mau mulai mpe kamu selesai ujian uda ngga pernahh kontak-kontakan lagi yaa?”
“iyya sih.. eh, kabarr dari mna tuh”
“kamu kan ngga pernah cerita lagi tentang dia. biasanya juga klw abis telpon-telponan dengan si Febi itu, kamu juga telpon aku dan ceritain semua apa yang kalian bicarakan. kebetulan, kemarin si Febi nyamperin aku di kelas”
“apa?? febi mendatangi kamu waktu di sekolah?
“hee-eh” aku menggangukkan kepala sembari memberikannya segelas softdrink
“tapi, dia nggak apaa-apain kamu kan? dia nggak macam-macam dengan kamu kan?”
“biyasa aja kali.. ngga kok. malahan dia baik banget ma aku.”
“baguslah klw begitu.”
sejenak suara-suara dari film tersebut mulai terdengar, aku dan Radit terdiam.
setengah jam filmnya terputar masih saja tak ada percakapan antara aku dan Radit. entah radit terlalu serius menonton filmnya ataukah dia memikirkan hal yang aku bicarakan.

“hmm. aku pusing nih rani, dengan febi. aku ngga ngerti maunya dia. katnya di sayang sama aku. kok dia khianati aku si”
“ maksud kamu khianati?”
“iya.. dia itu selingkuh dengan teman Les-ku. awalnya si aku ngga percaya tapi, setelah dijelaskan. sama di Fandi itu. yyaa. aku mau ngapain lagi, asalkan Febi bahagia.. makanya aku nggak pernah hubungi dia lagi. ngomong-ngomong, kalian bicarakan apa kemarin?”

“nggak. dia bilang Cuma ngga enak ma kamu. katanya mau minta maaf. tapi, takut di cukein sama kamu.”
“berhenti dehh nomongin soal febi. klw dia emang mau minta maaf. langsung aja datang ke aku ngga perlu pamit sama kamu dulu kan?”
“hhhffuuuuh..” aku menghela napas panjang.

“mm. dit, kamu kan lebh tua 2 tahun dari aku. berarti akmu sudah berpengalaman lebih dari aku selama dua taun. aku mau nanya sesuatu dengan kamu? bukan apa sih, aku bingung aja dengan diriku sendiri. bingun dengan apa yang ku alami. bingung dengan perasaan ku. bingung dengan semuanya.. bla.. blaa. blaa..
“in-tinyaaa..”
mungkin raditt bosan mendengar intermezzo ku, dan ingin langsung mengetahui inti yang ingin ku tanyakan.

“sebenarnya, cinta itu apa sihh??”
denagn wajah innocent ku aku berbalik pada radit yang duduk disampingku. dengan mimic serius entah menonton ataukah mendegarku
“jadi, Cuma mau nanya itu aja??
“iya!!” aku hanya mengangguk dengan muka datar. bingung!!!
“ran, ku pikir kamu pasti lebih tau dari aku. pemikiranmu tentang kehidupan lebih matang daripada aku. jadi, hal yang seperti itu tak perlu kamu Tanya padaku. karena kamu pernah merasakannya kan??”
giliran radit yang bertanay padaku
“iyaa. sih!!”
“hhhhff. ran. umur seseorang atau lama tidaknya orang itu hidup tidak menentukan ia bisa lebih dewasa. tergantung orang itu memaknai setiapa apa yang terjadi dalam hidupnya.” Rdait menghembuskan nafas panjangnya..
seprtinya dia memikirkan hal yang sama

mata kami berdua tertuju pada adegan romantis Bella dan Edward coolen berbaring di rumput. tak ada pembicaraan lagi antara aku dan radit . kami berdua menikmati film yangbegitu romants ini.
“dit, pengen dehh punya..” kalimat ku terpotong
“punya.. apa??” radit berbalik pada ku dan tersenyum sinis. aku hanya menegok sebentar padanya lalu kepala ku berbalik lagi kea rah TV.

“hhe, punya pcara kayak dia..!!” aku menunjukk Edward menggunkan dagu ku
“hhahahhha.. knapa??” radit tertawa mendengarnya. mungkin dia pikir aku ini bercanda
“knapa?? karena dia begitu tulus mencintai wanitanya, walaupun awalnya agak ragu untuk diakuinya” unkapku padanya dengan jujurr. pikiranku mulai menerawang

“hffuuhhh…!!!” ku dengar hembusan nafas radit yang ke sekian kalinya.
“kenapa?? menghembus nafas kayak gitu lagi” aku berbalik padanya, radit yang duduk disampingku melihtaku dengan tatapan aneh.
“kamu kenapa sih, kok ngeliatin akau kayak gitu.” alis ku bertemu, menunjukkan kebingungan

“ran, lyat mata aku..”
“emang knapa dengan mata kamu.. hehehhhe. ngga merah kok.ngga kenapa-kenpa” jawabku santai lalu kembali terbuai dengan film
“ran, lyat aku!!”
tiba-tiba saja kedua telapak tanagn radit membalik kepalaku ke arahnya. jarak kami lumayan dekat. deg..deg..deg…degg.. jantungku mulai berirama. ada apaini?? aku langsung menunduk
“mavv ya ran!! aku ngga maksud..!!” radit melepaskan tangannya.
aku kembali menunduk.
kenapa dengan diriku.???
“mmuachh!!” kecupan radit mendarat di kening ku. jantungku berirama semakin cepat. aku langsung mengangkat keplaku dan melihatnya..

“Ran, …… !!! Apakah kamu Tidak menyadari klw SEBENARNYA CINTA ITU HADIR DI ANATARA KITA” kalimat radit cukup membuatku jantungan. dia menatap mataku dengan penuh arti.

“kamu ngga pernah sdar klw cinta itu ada diantara kita. ran, klw org lain yg melihat kita atw siapapun. mereka ngga akan pernah percaya klw hanya sebagai saudara. Lebih dari itu Ran!!” Radit membalas tatapan ku, sambil menggoyang-goyangkan pundakku.
“dit. itu ngga mungkin. cinta itu ada karena memang kita sebagai adek kkak sejak kecil. klw pun ada ya.. cinta kakak ke adeknya dan cinta adek ke kakaknya.” kulepaskan tangan radit dari pundakku.

“bukan ran..!! Cinta yang hadir itu. seperti Cinta antara Edward dan Bella. aku tau kamu ran. perhaian kamu ke aku denagn perhatian mu ke Aldy mantan mu.. itu bedaa..!!”
“ya.. bedalah.. secara’kn waktu itu Aldy Pacar aku bukan Kakak atau teman ku.”
“ bukan gitu. aku bisa liat klw perhatian mu lebih dalam ke aku disbanding ke Aldy. mavv klw aku ungkit sola dya. tapi, aku mohon sama kamu jangan bohong dengan perasaan yang kamu milki untkku.aku tau klw kamu merasakan hal yang sama kan??” Radit teruss memaksa. ktaruh telapak tangan ku ke jidatnya dan kembali ke jidatku..
“hmm. panas!! pantas aja. kamu berbicara yang ngga bakalan terjadi”
“apaan sih kamu!!!” raut wajah radit memerah menampakkan amarah
“jangan gitu dong. sanatai aja. nih minum dulu” aku mencoba menenangkannya dengan segelas softdrink.
“ssrrrupppttt..!!!” langsung saja dya menyeruputnya tanpa pedulu minuman itu seperti menusuk-nusuk lidahnya
‘saya pulang dulu ya.. pintu mu di kunci saja!!” radit langsung berdiri dari samping ku dan berjalan menuju pintu
“eh, dit..!!! please jngan pulang ya..” ku tarik tangannya untuk menahannya. ia hanya berbalik pada ku.. dan mencoba melanjutkan langkahnya
“radit.. please..!! yyaa, Aku tau hal itu. Jauh hari Aku tlah merasakannya klw CINTA ITU HADIR DIANTARA KITA.” satu kalimat yang mampu menghentika langkhnya terlontar dari mulutku. aku menunduk, menyembunyikan muka ku yang mulai memerah..

“aku sadar,, sbelum kamu menyadari. karena walaupun aku tau kamu memperlakukan wanita dengan sangat baik, bahkn lebih dari sangat baik. tapi, kebaikanmu padaku beda. disaat kamu Lemah dan aku punya masalah kamu tetap mendukung ku, meskipun kamu juga butuh hal itu. dirimu yang selalu berusaha untuk tetap menghiburku, menemaniku” aku masih tetap menunduk

“thanxx ya…” aku mulai mengankat kepalaku..
“wlcome, thanx juga krena dah mau jujur.. KLW CINTA ITU HADIR DI ANTARA KITA” ucap radit padaku dan kemudian memelukku dengan erat